Jakarta, MNID. Penangkapan (bekas) Wamenaker Immanuel Ebenezer alias Noel dalam drama OTT (Operasi Tangkap Tangan) oleh KPK Rabu pekan lalu (20/8) bukan hanya spektakuler, tapi juga menjanjikan cerita misteri.
Spektakulernya karena Noel merupakan anggota kabinet Prabowo pertama yang dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Misterinya Noel ini Ketua Umum Relawan Jokowi Mania (JoMan) paling militan yang kemudian bertransformasi menjadi Prabowo Mania.
“Misterinya memang di situ,” jelas Adhie M Massardi. “Apakah Noel ini ditarget KPK karena dianggap murtad dari Jokowi Mania?” tambahnya.
Pertanyaan ini muncul karena kita tahu, selama ini KPK dianggap “komisariat” JoMan di Kuningan. Menjadi kepanjangan tangan rezim Joko Widodo dalam menjerat lawan-lawan politik Widodo. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto contohnya.
“Apalagi sebelum dilantik sebagai Komisioner KPK, saya dengar kabar angin bahwa Setyo Budiyanto Cs baiat (sumpah setia) kepada Widodo. Memang ini agak tak masuk akal. Tapi siapa tahu?” ungkap Adhie.
Tapi Ketua Komite Eksekutif KAMI yang sedang menggalang Koalisi Penjaga Kebenaran (KPK) ini berharap kabar tentang baiat itu hoax. Dan penangkapan Noel 100% kegiatan pemberantasan korupsi, bukan karena Setyo Budiyanto ingin menggantikan Posisi Noel sebagai Ketua Umum Joowi Mania.
Menggali Berkas Skandal Gibran-Kaesang
“Kita lihat hari-hari ke depan. Kalau KPK mau mengggali kembali berkas skandal gratifikasi yang melibatkan Gibran dan Kaesang, yang dilaporkan Ubedilah Badrun tapi langsung dikubur dalam-dalam oleh Komisioner KPK, berarti KPK bukan bagian dari jaringan Jokowi Mania!”
“Apalagi kalau akhirnya KPK juga berani meriksa Bobby Nasution, menantu Joko Widodo, menyusul ditangkapnya orang paling dipercaya Bobby, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sumatera Utara Topan Obaja Putra Ginting.”
“Lebih afdol lagi jika KPK mau nayangkan video OTT di Medan itu ke publik agar masyarakat tahu siapa saja sebetulnya komplotan koruptor yang di-OTT itu,” sambung Adhie.
Adhie berharap penangkapan Noel itu menjelaskan bahwa KPK kini sudah siuman dan kembali berjalan di jalur pemberantasan korupsi.
“Oya, pesan saya, skandal permainan kuota haji yang kini ditangani KPK, yang melibatkan (bekas) Menag Yaqult jangan dikanalisasi hanya menjadi permainan penyelenggara haji dan biro jasa haji. Karena masalahnya jauh lebih kompleks. Melibatkan orang-orang Istana (waktu itu).”
“Akan lebih oke lagi bagi ummat (Islam) jika saat meriksa skandal kuota haji itu KPK nyempatkan ngintip brankas Dana Haji. Apa masih ada uangnya?” pungkas Adhie Massardi.
“Selamat kembali ke Jalan Kebenaran, KPK!” katanya lagi.