Jakarta, MNID. Pidato Presiden RI Prabowo Subianto di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi penegasan bagi dunia bahwa Indonesia merupakan negara yang mempunyai nilai luhur dalam menciptakan perdamaian abadi.
Nilai yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 sebagai landasan konstitusi.
Hal itu disampaikan Helmy Fauzi, Mantan Duta Besar RI untuk Mesir yang juga mantan Anggota Komisi I DPR RI.
“Pidato pak Prabowo sangat dahsyat, mengingatkan kita pada sosok Bung Karno yang berpidato di Majelis Umum PBB tahun 60-an. Dan ini mengisyaratkan kepada dunia mengenai tujuan dari negara Indonesia yaitu menciptakan perdamaian dunia,” katanya kepada media, Kamis, 25 September 2025.
Helmy menjelaskan, pidato yang disampaikan Prabowo tersebut dengan tegas mengisyaratkan bahwa Indonesia sangat siap menjadi aktor utama dalam menyelesaikan konflik antara Israel-Palestina. Tidak hanya itu, pidato Prabowo juga menegaskan sikap Indonesia dalam tatanan pergaulan dunia berkaitan dengan isu keadilan global.
“Isu keadilan global ini menyampaikan pesan yang tegas bahwa negara besar tidak boleh membully negara kecil hanya karena berdasarkan kekuatan semata-mata. Namun, harus didasarkan pada adab pergaulan dunia,” ujarnya.
Peluang Indonesia untuk menjadi negara terdepan dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina ini menurut Helmy sangat terbuka lebar. Sebab, pada sisi lain sejumlah negara eropa juga mulai menunjukkan dukungannya terhadap kemerdekaan bagi rakyat Palestina.
“Artinya kehadiran Presiden Prabowo bisa menjadi kekuatan penyeimbang, pidato yang disampaikannya itu kita lihat sangat diterima negara-negara Eropa seperti Inggris dan Prancis yang menyatakan menerima solusi dua negara,” ungkapnya.
Untuk mewujudkan pesan dari pidato tersebut, Indonesia menurut Helmy harus segera mengajukan proposal penyelesaian konflik yang komplit dan terujur menuju Palestina yang merdeka 100 persen.
“Saya yakin dengan tekad yang kuat, Pemerintah Indonesia mampu melakukan hal tersebut hingga terwujudnya kemerdekaan Palestina secara de facto dan de jure. Hal ini juga sekaligus menjadi legacy dari Prabowo Subianto untuk tampil sebagai pemimpin tidak hanya di Asia Tenggara namun juga di tataran dunia,” demikian Helmy Fauzi.