Oleh: Joko Intarto, Wartawan Senior
“TOKOH” merupakan salah satu unsur untuk menilai layak atau tidaknya suatu peristiwa menjadi "berita yang menjual". Semakin kuat tokohnya, semakin layak diberitakan.
Teknik dasar penulisan berita tersebut digunakan redaksi media untuk mengangkat peristiwa penangkapan enam pelaku korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Sumatera Utara baru-baru ini. Meski ada enam orang yang ditangkap KPK, beritanya terkesan biasa-biasa saja, karena judulnya: Enam Pejabat Ditangkap KPK Dalam OTT di Sumut.
Judulnya datar. Tidak nendang.
Berita tersebut baru menarik perhatian pembaca ketika judulnya diubah: Tangan Kanan Bobby Nasution Diciduk KPK.
Diksi “tangan kanan” dan “Bobby Nasution” ini lebih menarik alias lebih “sexy” dibandingkan dengan diksi “enam pejabat Sumut.
Kalimat “Tangan Kanan Bobby Nasution Diciduk KPK” secara harfiah berarti seseorang yang dianggap sebagai orang kepercayaan atau asisten dekat (tangan kanan) dari Bobby Nasution, yang merujuk pada mantan Wali Kota Medan yang sekarang Gubernur Sumatera Utara sekaligus menantu mantan presiden Joko Widodo, telah ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena dugaan keterlibatan dalam kasus korupsi.
Istilah “tangan kanan” dalam bahasa Indonesia sering digunakan secara kiasan untuk menunjukkan seseorang yang memiliki peran penting, dekat, atau sangat dipercaya oleh tokoh utama (dalam hal ini dekat dengan Bobby Nasution).
Berdasarkan konteks berita yang Anda sebutkan dan informasi dari postingan di X, kalimat ini mengindikasikan bahwa individu yang memiliki hubungan dekat dengan Bobby Nasution, kemungkinan dalam kapasitas profesional atau politik, telah menjadi tersangka dalam penyelidikan KPK.
Hubungan dekat antara Bobby Nasution dan Topan Obaja Putra Ginting terlihat dari perjalanan karier Topan yang terus meningkat sejak Bobby menjabat sebagai Wali Kota Medan hingga menjadi Gubernur Sumatera Utara. Menurut catatan Grok, kedekatan Topan dengan Bobby tergambar sebagai berikut:
Karier Topan di Bawah Kepemimpinan Bobby:
Topan mulai dikenal sebagai ajudan pribadi Bobby Nasution saat Bobby menjadi Wali Kota Medan. Kariernya melonjak pesat di Pemerintah Kota Medan, di mana ia menjabat sebagai Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) pada 2022.
Kemudian, pada Mei 2024 hingga Februari 2025, Bobby menunjuk Topan sebagai Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan, posisi strategis yang menunjukkan kepercayaan besar Bobby terhadapnya.
Promosi ke Pemprov Sumut:
Ketika Bobby Nasution terpilih sebagai Gubernur Sumatera Utara pada Pilkada 2024, Topan “diboyong” ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan dilantik sebagai Kepala Dinas PUPR Sumut pada 24 Februari 2025. Jabatan ini juga strategis, mengelola proyek infrastruktur besar seperti pembangunan jalan senilai Rp231,8 miliar.
Topan bahkan disebut-sebut dipersiapkan untuk menjadi Sekretaris Daerah Provinsi Sumut, menunjukkan peran pentingnya dalam lingkaran Bobby.
Kedekatan Pribadi dan Profesional:
Topan dikenal sebagai bagian dari “Ring 1” atau lingkaran dalam Bobby Nasution, bahkan dijuluki “Ketua Kelas” di kalangan ASN karena pengaruhnya yang besar dan kedekatannya dengan Bobby.
Mereka sering terlihat bersama, termasuk dalam kunjungan kerja dan peninjauan proyek seperti underpass HM Yamin di Medan. Topan hampir selalu mendampingi Bobby dalam agenda resmi, diibaratkan sebagai “bayangan” Bobby.
Kehadiran Bobby di Acara Penting Topan:
Bobby menghadiri sidang promosi doktor Topan di Universitas Sumatera Utara pada Mei 2025, menunjukkan dukungan pribadi terhadap pencapaian akademik Topan.
Selain itu, Topan juga terpilih sebagai Ketua Kwarda Pramuka Sumut, yang semakin memperkuat posisinya sebagai figur dipercaya di lingkungan Bobby.
Konteks Kontroversi Korupsi:
Penangkapan Topan oleh KPK pada 26 Juni 2025 dalam kasus dugaan korupsi proyek jalan menyoroti hubungan dekat ini. Topan diduga mengatur penunjukkan langsung proyek kepada PT Dalihan Natolu Grup tanpa tender resmi, atas perintahnya sebagai Kepala Dinas PUPR Sumut.
KPK juga sedang menelusuri kemungkinan aliran dana ke pihak lain. Kedekatan mereka menjadi sorotan karena Topan dianggap sebagai orang kepercayaan Bobby sejak lama.
Persepsi Publik dan Media:
Postingan di X menyebut Topan sebagai “tangan kanan Bobby untuk segala urusan” dan “anak buah kesayangan” Bobby, mencerminkan persepsi publik tentang hubungan erat mereka. Beberapa pihak bahkan berspekulasi bahwa penangkapan Topan oleh KPK bisa menjadi langkah awal untuk menelusuri keterlibatan pihak lain, termasuk Bobby, meskipun ini masih bersifat spekulatif.
Secara keseluruhan, hubungan dekat mereka terlihat dari kepercayaan Bobby terhadap Topan dalam posisi-posisi strategis, kedekatan dalam agenda kerja, dan persepsi publik yang menganggap Topan sebagai figur kunci di lingkaran Bobby.
Tampaknya redaksi media itu sangat memahami keinginan dan harapan pembacanya.