Jakarta, MNID. Kematian pasien bernama Johanes Patria Sitanggang usai menjalani operasi usus buntu di RSUD Tarakan berujung somasi dari keluarga.
Hal ini karena pihak rumah sakit dinilai tidak kunjung memberikan penjelasan secara rinci terkait penanganan medis yang diterima pasien masuk IGD hingga meninggal dunia pasca operasi tanggal 30 April 2025.
Dirut RSUD Tarakan, dr Weningtyas Purnomorini sendiri langsung merespon somasi yang dilayangkan pihak keluarga.
Selain menyampaikan permohonan maaf atas proses perawatan dan penanganan medis yang belum optimal terutama dalam aspek komunikasi terapeutik dan hospitality, ia juga mengundang pihak keluarga Johanes untuk hadir dalam pertemuan di RSUD Tarakan pada 5 Juni 2025 mendatang.
“Saya secara pribadi merasa sangat prihatin dan menyesal serta menyampaikan permohonan maaf yang sebesarnya atas proses perawatan dan penanganan medis yang belum optimal khususnya dalam aspek komunikasi terapeutik dan hospitality dari dokter penanggung jawab pasien,” demikian bunyi pernyataan dr Weningtyas dalam suratnya tertanggal 2 Juni 2025 yang dilihat redaksi, Senin, 2 Juni 2025.
“Hal ini menjadi bahan evaluasi dan pembelajaran yang sangat berharga bagi kami untuk meningkatkan mutu pelayanan di masa yang akan datang,” sambungnya.
Diberitakan sebelumnya kematian Johanes Patria Sitanggang membuat keluarga mengalami duka mendalam. Mereka tidak menyangka tindakan operasi usus buntu yang dijalani pasien berujung pada kematian.
Mereka semakin berduka karena menilai tidak ada penjelasan dari pihak RSUD Tarakan hingga akhirnya mereka melakukan somasi dan berencana menempuh jalur hukum.