Oleh: Chazali H Situmorang, Pemerhati Kebijakan Publik/Dosen FISIP Unas
Syahganda mampu menarasikan pemikiran dan cita-cita Prabowo untuk kesejahteraan rakyat dan tentunya para buruh. Kita tidak akan pernah berharap akan mendapatkan tulisan seperti ini dari Hasan Nasbi PCO yang tidak paham dengan pemikiran dan ideologi Prabowo yang sosialistis.
KITA baru saja mendengar berita Hasan Nasbi PCO atau Kepala Kantor Kepresidenan telah mengundurkan diri terhitung tanggal 21 April 2025 melalui surat pengunduran diri kepada Presiden Prabowo via Mensekneg dan Sekab.
Hasan Nasbi memang PCO yang membuat gaduh dunia media social dan masyarakat luas, yang spontan pengiriman kepala babi ke kantor Tempo, dikomentari dengan entengnya dimasak saja kepala babinya.
Pernyataan yang fatal itu menyebabkan Presiden Prabowo menjadi repot merespon dalam berbagai kesempatan bersama media.
Presiden Communication Office (PCO) atau KKK ( Kepala Kantor Kepresidenan) bukan jabatan kaleng-kaleng. PCO harus dapat menjalankan fungsi sebagai Juru Bicara Presiden. Seorang PCO harus melekat dengan Presiden, untuk menterjemahkan dengan tepat apa yang diinginkan, dimaksudkan, dan diharapkan Presiden setiap issu, problem, dan solusi yang disampaikan Presiden.
Tentu Presiden tidak punya cukup wktu untuk merespons sendiri berbagai masalah yang terus mengalir dan bersambung tidak putusnya. Oleh karena itu seorang PCO sebagai Speaker harus sama dan sebangun dengan Presiden.
Dalam berbagai kesempatan, ternyata Hasan Nasbi sebagai PCO bukanlah orang yang berada dilingkaran dalam dan dapat berkomunikasi langsung dengan Presiden. Dari awal saya sudah menduga Prabowo tidak berkenan dengan Hasan Nasbi yang selama ini binaan Jokowi.
Memang kondisi yang mengkhawatirkan saat ini, masih banyak orang-orang pejabat inti Presiden Prabowo seperti Menteri, Wakil Menteri, Kepala-Kepala Badan gerbong Jokowi belum Move On untuk bersikap monoloyalitas terhadap Presiden Prabowo.
Langkah awal Prabowo mulai mempreteli gerbong Jokowi sudah dimulai dari tidak difungsikannya Hasan Nasbi sebagai PCO dan dialih tugaskan kepada Prasetyo Mensekneg. Rupanya si Hasan gerah juga ngak ada kerjaan, ya lebih baik mengundurkan diri.
Hari 1 Mei 2025, peringatan Hari Buruh Sedunia, Presiden Prabowo berbicara di Monas, dihadapan puluhan ribu buruh, bahwa Presiden bertekad menuntaskan korupsi dikalangan pejabat-pejabat. Mengawal rakyat Indonesia supaya jangan lapar, jangan kurang gizi, pendidikan gratis, buruh punya pendapatan membaik sehingga bisa beli sepatu anaknya, belu baju utuk istrinya. Akan terwujudlah buru sejahtera.
Pada hari ini juga, dengan cepat salah seorang tokoh buruh, sahabat Jumhur Hidayat, yaitu Dr. Syahganda Nainggolan, Doktor bidang Kesejahteraan Buruh, aktivis dan akademinisi, pemikir progresif, langsung meluncurkan tulisannya tentang Prabowo dengan judul “Prabowo dan Kebangkitan Kaum Buruh” .
Apa yang ditulis sdr. Syahganda Nainggola saya baca habis, dan juga saya mendengarkan utuh pidato Prabowo, luar biasa. Syahganda mampu menarasikan pemikiran dan cita-cita Prabowo untuk kesejahteraan rakyat dan tentunya para buruh. Kita tidak akan pernah berharap akan mendapatkan tulisan seperti ini dari Hasan Nasbi PCO yang tidak paham dengan pemikiran dan ideologi Prabowo yang sosialistis.
Konsistensi Syahganda yang saya kenal sejak puluhan tahun yang lalu, memang dia jaga tapi tidak fanatik. Perjalanan hidupnya sebagai aktivis sejak mahasiswa, sampai kini tetap dia tekuni, menghadapi gelombang politik yang pasang surut.
Konsistensi itu tidak terlepas dari integritas Syahganda yang sudah teruji ditahan oleh Jokowi dengan pasal karet. Semua dihadapinya. Daya tahannya cukup tinggi. Karakter seperti ini sangat sesuai dengan katarakter dan dinamika Presiden Prabowo. Soal loyalitas kepada Prabowo tidak perlu diragukan lagi. Tahun 2019 yang lalu Syahganda pendukung berat Prabowo.
Penguatan PCO
Posisi PCO dapat juga berfungsi sebagai katup pengaman Presiden. Dalam situasi lingkungan strategis yang terus bergerak karena gesekan luar biasa antara masyarakat dengan bekan Presiden Jokowi yang meliputi berbagai isyu ijazah palsu, korupsi, da implikasi berbagai kebijakan yang lalu, menyebabkan Pemerintah Prabowo melangkah berat untuk maju cepat, maka PCO harus diperkuat dengan loyalis, akademis, aktivis, dan punya jejak yang jelas.
Secara terukur Rocky Gerung juga menguraikan pentingnya figure seperti yang dimiliki Syahganda. Tidak mudah sebenarnya bagi Rocky bicara seperti itu di Podcast.
Saya termasuk yang mengikuti cermat jejak langkah sejak lama. Pergaulannya luas, supel, tetapi bukan tipe penjilat, dan asal bapak senang. Nalar akademisnya yang terus di asah sebagai dosen Kesejahteraan social disalah satu Universitas di Jakarta, tetap ditekuninya diselah kegiatannya yang tidak henti-hentinya berbicara, berdiskusi dan brpikir tentang kesejahteran rakyat dan buruh.
Karater itu hemat kami sama dan sebangun dengan Prabowo. Perbedaan yang terbentang lebar hanya dalam satu hal, Prabowo kaya raya, sedangkan Syahganda Nainggola kehidupannya sederhana, biasa-biasa saja.
Semoga Prabowo mendapatkan pilihan yang tepat untuk PCO nya.