Syahganda Nainggolan: Oligarki Kapital di Indonesia Sudah Keterlaluan

Image 3
Ketua Lembaga Kajian Publik Sabang Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan (paling kiri) saat berbicara di diskusi yang membedah oligarki di Indonesia, di Kelapa Dua, Jakarta, Kamis (1/9)./MYNEWS

Sepak terjang Oligarki Kapital dalam kancah perpolitikan di Indonesia selama era reformasi ini sudah kebablasan. Mereka yang merupakan segelintir pengusaha kaya raya tanpa sungkan mengendalikan jalannya permainan politik di Indonesia, baik langsung mupun di belakang layar.

Mereka juga yang menyebabkan perpecahan persatuan nasional yang dalam.

Demikian disampaikan Ketua Lembaga Kajian Publik Sabang Merauke Circle (SMC) yg juga mantan aktivis Mahasiswa ITB era 80an, Dr Syahganda Nainggolan disela Seminar Nasional, "Membedah Sikap dan Perilaku Oligarki di Indonesia", yang diselenggarakan Soekarno Hatta Institut, di Restoran Pulau Dua, Jakarta, 1/9/2022.

Selain Syahganda, hadir pembicara antara lain Prof Dr Hafidz Abbas, Dr Hazairin Pohan, serta Dr Marwan Batubara. Diantara peserta hadir Jumhur Hidayat, ketua umum KSPSI, MS. Ka'ban, mantan Menteri Kehutanan, Gus Aam Wahab, Kittah NU dan Soeripto pendiri PKS.

Syahganda dalam kesempatan tersebut mengutip disertasi Professor Jeffrey Winters, yang menjadi narasumber KPK tentang Oligarki, yakni Oligarki Indonesia telahberubah dari Sultanic Oligarchy yang dipimpin Suharto, di era Orde Baru, menjadi "Ruling Oligarchy", saat ini.

Di mana Oligarki kini menjadi penguasa yang memerintah. Oligarki selalu menciptakan "boneka" untuk mengatur sebuah negara agar kepentingan mereka mengakumulasi dalam kapital berlangsung aman," jelas Syahganda yang pernah meringkuk di penjara dalam era rezim Soeharto dan Jokowi ini.

Syahganda menambahkan, ketimpangan sosial di tanah air yang sudah ada berbasis etnis, sebagimana riset Professor Amy Chua, Yale University, AS telah menciptakan kebencian rasial yang semakin dalam di era demokrasi pada negara-negara yang bertransformasi ke demokrasi, seperti Indonesia.

Menurut Syahganda, saat ini ketimpangan dan kebencian rasial di Indonesia sudah seperti api dalam sekam. Oleh karena itu, dalam politik pencapresan 2024, kaum Oligarki harus menjaga nilai-nilai persatuan secara sungguh-sungguh.

"Jangan sampai kegoncangan sosial justru terjadi akibat keinginan kaum oligarki dalam mengatur negara kita," tutur Syahganda.

Berita Terkait

Berita Lainnya