Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja Diwarnai Konflik Politik Domestik

Image 3

Jakarta, MNID. Direktur Geopolitik GREAT Institute, Teguh Santosa menyoroti meningkatnya ketegangan di perbatasan Thailand dan Kamboja. Menurutnya, konflik tersebut dipicu oleh klaim wilayah yang tak pernah terselesaikan sejak puluhan tahun.

Teguh menjelaskan, akar persoalan berasal dari sengketa sejarah kolonial antara kedua negara. “Penyelesaian sengketa wilayah ini sulit tercapai tanpa kesepakatan permanen yang mengikat kedua negara,” kata Teguh kepada Pro 3 RRI.

Ia menjelaskan bahwa situasi perbatasan dipengaruhi dinamika politik dalam negeri Thailand dan Kamboja. Menurutnya, instabilitas politik domestik memicu sikap agresif di wilayah sengketa.

“Fragmentasi politik di Thailand berdampak langsung pada kebijakan keamanan di garis perbatasan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Teguh berpendapat bahwa pemerintah kedua negara harus mengedepankan dialog damai. Ia menyebut Malaysia sebagai Ketua ASEAN saat ini, perlu mengambil langkah proaktif untuk meredakan konflik.

“ASEAN harus tampil sebagai mediator yang memfasilitasi perundingan tanpa menambah ketegangan militer,” ujar Teguh.

Ia juga mengingatkan bahwa Indonesia pernah berhasil memediasi konflik serupa pada 2011. Menurutnya, peran aktif Indonesia bisa kembali membantu mencari jalan keluar.

Teguh juga menekankan pentingnya langkah kolektif negara ASEAN. Untuk itu, ia mengajak semua pihak menahan diri demi stabilitas kawasan dan keselamatan warga sipil.

 

Berita Terkait

Berita Lainnya