Dari Tukang Sapu ke Ijazah Palsu, Ada Benang Merah Paiman Raharjo dan Universitas Pasar Pramuka

Image 3
Joko Widodo

Oleh: Edy Mulyadi, Wartawan Senior

KASUS ijazah Jokowi makin brutal. Yang terbongkar bukan sekadar urusan surat kelulusan, tapi soal martabat negeri. Kali ini yang terseret bukan orang sembarangan. Mantan Wakil Menteri, bergelar profesor. Juga sekaligus Ketua Umum Relawan Sedulur Jokowi.

Roy Suryo menyebut dia sebagai “Profesor P”. Tapi publik sudah tahu, Paiman Raharjo. Dulunya tukang sapu, lalu Satpam. Kemudian naik jadi relawan Jokowi garis keras. Selanjutnya akademisi, bahkan rektor. Puncaknya, sim salabim, Wamendes.

Bukan masalah asal-usulnya. Apalagi tukang sapunya. Sejatinya, itu kisah dahsyat. Sangat inspiratif. Orang boleh belajar dari keteguhan dan kegigihan Paiman.

Yang kita bincangkan, sudah menyentuh ranah dugaan intimidasi. Juga kemungkinan keterlibatan dalam pemalsuan ijazah. Bukan ijazah sembarang orang. Ijazah Jokowi, tukang mebel di kota kecil Solo yang kemudian jadi Presiden RI. Ini soal serius. Sangat serius!

Intimidasi ala Mantan Pejabat?

Kisah bermula dari pesan WhatsApp yang diterima Roy Suryo. Belakangan pakar telematika dan tokoh publik ini getol mengusut dugaan ijazah palsu Jokowi. Kata Roy, pesan itu berasal dari Paiman Raharjo, datang pada Senin pagi, 6 Mei 2025.

"Memang benar isinya terkesan mengintimidasi, meski kalimat awalnya (sok) menggunakan kata "sahabat" dan menyampaikan "saran" soal kasus ijazah palsu JKW," tulis Roy dalam artikelnya berjudul _Temuan Pemerhati Intelijen, Ada Kaitan Profesor "P" Mantan Wamen dan Relawan JKW dengan Pencetakan Ijazah Palsu di UPP?_

Dalam wawancara live by phone di Bang Edy Channel, Roy mengatakan di WA tersebut ada kalimat "Kalau keluarga mau aman bla bla bla..." Dia memang mengabaikan pesan itu. Sampai, Roy dapat kiriman dokumen dari pemerhati Intelijen, Bapak Sri Rahardja Chandra (SRC).

Jeda kejadiannya sekitar dua pekan. Tapi karena dokumen dua halaman itu Roy jadi ingat lagi WA Paiman. Pasalnya, kiriman SRC berisi temuan baru soal dugaan keterlibatan Paiman dalam jaringan pencetakan ijazah palsu Jokowi. Di sinilah benang merah mulai tampak.

Tapi, tunggu dulu. Apakah benar seorang profesor sekaligus mantan Wakil Menteri mengirim pesan seperti itu? Jika iya, mengapa perlu sampai turun tangan mengintimidasi?

UPP dan Percetakan Paiman Raharjo

Dalam dokumen tersebut dijelaskan bahwa Paiman Raharjo, sebelum menjadi pejabat, pernah punya usaha fotokopi dan percetakan. Lokasinya, di sekitar Pasar Pramuka, Jakarta. Tempat inikah yang diduga kuat menjadi basis operasi pencetakan ijazah palsu Jokowi? Kalau iya, pantas saja pak mantan Wamen repot-repot "memberi saran" kepada Roy...

Istilah “Universitas Pasar Pramuka” (UPP) mencuat setelah diungkap oleh Bambang Beathor Suryadi (BBS), Kader senior PDIP ini secara terbuka menyebut, ijazah Jokowi tidak dicetak di institusi resmi seperti UGM. Tapi di sebuah tempat fotokopi di kawasan Salemba–Pramuka.

Apakah kebetulan jika usaha milik Paiman Raharjo dulunya berada di area yang sama? Atau benarkah ada kaitan langsung antara usaha percetakannya dengan produksi ijazah yang kini jadi sorotan publik?

Jangan lupakan, Paiman Raharjo bukan satu-satunya dari klan relawan yang naik derajat. Ada juga Budi Arie. Eks Menkominfo itu disebut-sebut terlibat dalam kasus  Pusat Data Nasional (PDN) dan judi online. Keduanya berasal dari gerombolan relawan: satu di Sedulur Jokowi. Satu lagi di Projo.

Apakah struktur relawan ini memang menjadi inkubator kekuasaan? Apakah jalur ini yang membuka akses mereka ke jabatan, fasilitas, bahkan pengaruh? Kalau begitu, wajar publik bertanya, apa syarat sebenarnya untuk dapat jabatan di era Jokowi? Prestasi atau jilat-menjilat?

Publik pun menyinggung kebakaran misterius yang melanda lokasi UPP pada 2 Desember 2024. Kebetulan? Atau ada skenario untuk menghilangkan barang bukti?

Kalau semua kebetulan ini disusun, apakah masih bisa dibilang tak ada apa-apa? Atau justru sudah waktunya semua pihak, terutama aparat, membuka kembali kasus ini secara serius dan transparan?

Jokowi Makin Ketakutan

Sekarang semuanya makin terang. Bagaimana kita menerjemahkan seorang profesor, mantan Wamen, dan ketua relawan merasa perlu mengirim pesan pribadi ke Roy Suryo? Isinya bernada intimidatif pula? Bukankah itu pertanda Jokowi dan para ternaknya makin panik? Mereka sadar, kasus ini bakal meledak sewaktu-waktu.

Kalau mereka sampai kini bertahan, itu karena kekuasaan masih melindungi. Tapi rakyat tahu: kebenaran tidak bisa dibungkam selamanya. Tinggal menunggu waktu. Kalau nama-nama seperti Paiman Raharjo sudah terendus, siapa berikutnya? Menteri? Menko? Atau bahkan Jokowi sendiri? Dia tak bisa lagi bersembunyi di balik kekuasaan Prabowo. Juga dengan dalih sakit kulit!

Berita Terkait

Berita Lainnya