Ketua Umum PP Muhammadiyah: Bamusi Harus Jadi Kekuatan Penengah

Image 3
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, ketika menerima silaturahim syawalan Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia yang dipimpin Ketua Umum, Hamka Haq, Senin (15/5), di Menteng, Jakarta Pusat.

Muhammadiyah dan Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) diharapkan menjadi bagian utama dari kekuatan tengah di Indonesia. Posisi ini perlu dipertahankan untuk memperkuat persatuan bangsa.

Ini pesan utama Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, ketika menerima silaturahim syawalan Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia yang dipimpin Ketua Umum, Hamka Haq, Senin (15/5), di Menteng, Jakarta Pusat.

“Saya yakin silaturahim kita makin mempertemukan Muhammadiyah dan Baitul Muslimin Indonesia untuk terus mempersatukan bangsa kita, meski berbeda dalam agama, suku, golongan dan pilihan politik”, pesannya.

Dalam kesempatan silaturahim tersebut, Haedar menyampaikan pandangannya bahwa saat ini masih terdapat dua kecenderungan. Pertama, kecenderungan mempertentangkan agama dengan Pancasila, baik dari kalangan agama maupun kalangan umum yang terus mempertentangkannya. Kedua, pandangan atas nama multikulturalisme, demokrasi, HAM, dan pluralisme, yang direproduksi untuk pilihan negara agama atau negara sekuler dengan memasukkan nilai-nilai asing yang bertentangan dengan Pancasila sebagai negara yang berketuhanan.

Ia pun berharap di jaman medsos ini  baik dari kalangan agamis maupun sekeluer diminta agar tidak terpancing dengan isu isu pertentangan yang direproduksi  terus menerus itu. Dan sejak Muhammadiyah lahir sebelum Indonesia merdeka, terus mengawal integrasi antar semua elemen fundamental bangsa dengan keindonesiaan.

"Kita sudah sepakat Pancasila yang menjadi dasar negara, dan agama memberi inspirasi bagi lahirnya Pancasila dan substansinya. Agama harus moderat di depan negara, dan negara juga harus moderat di hadapan agama. Hal itulah yang membedakan Indonesia dengan negara sekuler. Pancasila dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagaimana  dikatakan Bung Karno, bukan hanya bangsanya yang bertuhan, tapi negara juga bertuhan," kata Haedar.

Oleh karena, lanjutnya, diperlukan  kekuatan penengah di antara dua kekuatan itu, dengan mengedepankan dialog, silaturahim dan acara yang melibatkan banyak pihak,  supaya di satu pihak agama tidak berlebihan dalam kehidupan bernegara, juga sebaliknya negara tidak dijauhkan dari agama.

“Inilah menurut saya agenda penting teman-teman di Bamusi dan ormas keagamaan lain”, pesan Haedar.

Pada kesempatan silaturahim itu, Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia, Hamka Haq menyampaikan pesan dan salam dari Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Hamka Haq, yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Agama dan Kepercayaan sekaligus mohon kesediaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah menugaskan kadernya menjadi Dewan Pembina Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia yang sudah dua periode belum berganti. Hal yang sama juga diminta kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU)

Terhadap permohonan tersebut Haedar menjawab, “Insyaallah nanti kita tentukan siapa yang akan dimandatkan”.

MUHAMMADIYAH

Berita Terkait

Berita Lainnya