Muktamar ke-48 Muhammadiyah Harus Bersih dari Intervensi Pihak Luar

Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiah di Solo, tanggal 19 dan 20 Nopember mendatang diharapkan berjalan lancar, berkualitas, elegan, dan bermartabat.

Untuk itu baik peserta, peninjau, dan penggembira harus berangkat dengan niat suci memajukan Muhammadiyah agar Muhammadiyah dapat memajukan Indonesia bahkan mencerahkan semesta, seperti tema muktamar.

Demikian disampaikan Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, dalam ceramahnya di Boja, Kendal, Minggu pagi (9/10).

Pengajian tersebut diadakan dalam rangka Hari Bermuhammadiyah sekaligus menyambut Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiah. Acara diikuti sekitar 2.000 warga Muhammadiyah yang memadati halaman Rumah Sakit Islam (RSI) Boja yang sedang dalam pembangunan.

Bupati Kendal diwakili Sekretaris Daerah Sugiyono. Hadir juga Bupati Kendal periode 2005-2010 dan tokoh Aisyiah Hj. Nurmargasi. Sejumlah anggota DPRD Kendal, para pimpinan dan warga Muhammadiyah dari berbagai cabang dan ranting se-Kendal.

Menurut Din Syamsuddin, Muhammadiyah sudah berpengalaman dalam menerapkan permusyawaratan yang elegan dan bermartabat. Maka oleh karena itu Muktamar Solo tentu harus lebih baik dan lebih maju.

Muktamar, menurut Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu ini, adalah ajang silaturahim dan silatulfikri di antara sesama pejuang Persyarikatan. Maka diharapkan Muktamar nanti dapat melahirkan keputusan-keputusan berkualitas untuk memajukan peran dan kontribusi Muhammadiyah bagi bangsa dan negara, serta kemanusiaan universal.

Alhamdulillah, menurut Din Syamsuddin, Muhammadiyah dan Aisyiah tidak mengalami krisis pemimpin, karena banyak kader yang siap untuk melanjutkan gerakan Muhammadiyah ke depan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dipimpin oleh dua profesor, yang merupakan intelektual ulama, yaitu Prof. Dr. Haedar Nashir, MSi  dan Prof. Dr. Abdul Mu'ti, MPd, masing-masing sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Umum, sudah berhasil meningkatkan kiprah Muhammadiyah bahkan ke mancanegara.

Untuk itu beliau berdua masih perlu diberi kesempatan utk memimpin Gerakan Dakwah Muhammadiyah pada periode yang akan datang, dengan membuka peluang bagi tampilnya tokoh/kader muda Muhammadiyah yang mumpuni dan berintegritas.

Din Syamsuddin juga menegaskan, dirinya tidak akan maju sebagai anggota PP Muhammadiyah kendati menurut AD dan ART Organisasi dibolehkan karena sudah diselingi satu periode. Dia mengatakan, saat ini dia sudah memegang amanah sebagai Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah di tingkat kelurahan/desa, dan selain itu ingin memberi kesempatan kepada tokoh dan kader Muhammadiyah lain.

“Bagi kita semua, apapun posisi kita di Muhammadiyah tidak masalah, yg penting kita tetap bisa berperan dalam dakwah Persyarikatan. Yang penting,” kata Din Syamsuddin.

“Muktamar harus disapih dari intervensi pihak luar, yang ingin mengatur dan mendikte Muhammadiyah. Kalau itu ada dan terjadi maka akan menjadi malapetaka bagi Muhammadiyah dan juga Indonesia,” demikian Din Syamsuddin.

Berita Terkait

Berita Lainnya