Terima Anugerah Dewan Pers 2025, JK Cerita Nyaris Jadi Pendamping Mega

Image 3
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyerahkan Anugerah Dewan Pers (ADP) 2025 kepada mantan wakil presiden Jusuf Kalla./MyNews

Jakarta, MNID. Jusuf Kalla hampir saja duet dengan Megawati Soekarnoputri dalam Pemilihan Presiden 2004, dua dekade lalu. Awalnya JK mendapatkan informasi dari ring satu Megawati yang mengatakan Megawati ingin mengajak JK berpasangan dalam Pilpres 2004.

Ketika itu JK adalah Menko Kesejahteraan Rakyat dalam Kabinet Gotong Royong yang dipimpin Megawati Soekarnoputri.

Tidak lama setelah mendengar informasi itu, Mega memang mengundang JK makan siang sebelum sidang kabinet. Tapi sampai makan siang berakhir, Mega tak juga menyampaikan ajakan untuk berpasangan. 

“Saya menunggu kata-kata itu (ajakan Mega untuk berpasangan), karena saya sudah siapkan (jawaban), yaitu bersedia. Tapi karena tidak ada pertanyaan, terpaksa kata bersedia itu saya tahan,” cerita JK di Balai Kota Jakarta, Rabu malam, 10 Desember 2025, saat menerima Anugerah Dewan Pers (ADP) 2025 yang diserahkan Dewan Pers. 

Selesai makan siang itu, lanjut JK, tiba-tiba Susilo Bambang Yudhoyono menghubunginya via telepon. Ketika itu SBY adalah Menko Politik dan Keamanan.

“Saya terima (ajakan SBY berpasangan dalam Pilpres 2004),” kata JK.

Di hari yang sama, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ketika itu, AM Hendro Priyono menghubungi JK dan menanyakan hasil pembicaraan JK saat makan siang dengan Mega. Kepada Hendro, JK menjelasakan bahwa tidak ada kesepakatan apapun dengan Mega. Bahkan Mega sama sekali tidak menyampaikan ajakan untuk berpasangan. 

Hendro yang terkejut mendengar jawaban JK menawarkan diri untuk menyelesaikan kebuntuan komunikasi JK dengan Mega. Tapi JK dengan meminta maaf menjelaskan bahwa satu jam sebelum Hendro menghubunginya, dia sudah membuat komitmen dengan SBY untuk berpasangan dalam Pilpres 2004.

Hendro yang tetap berusaha mewujudkan pasangan Mega-JK segera ke kediaman Mega di Jalan Teuku Umar, Menteng. Keesokan harinya sekitar pukul 6.00 WIB, Hendro mendatangi rumah JK dan minta JK membatalkan kesepakatan dengan SBY.

Menjawab permintaan Hendro, JK mengatakan dia sudah berjanji dan dalam kesepakatan dengan SBY dirinya diberi portfolio bidang ekonomi. 

“Saya sudah janji (kepada SBY). Saya waktu itu minta, saya setuju jadi wapres, tapi saya minta ekonomi saya yang urus. Pak SBY setuju. Dan saya minta tertulis,” kata JK lagi menutup ceritanya.

JK menyampaikan kisah ini merespons sambutan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang mengatakan bahwa JK pernah hampir menjadi pendamping Megawati dalam pemilihan presiden pertama yang digelar secara langsung. 

Karena tak jadi berpasangan dengan JK, Megawati akhirnya menggandeng Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Muzadi. 

Dalam Pilpres 2004 itu, pasangan SBY-JK memperoleh 60,6 persen suara dan mengalahkan pasangan Mega-Hasyim yang memperoleh 39,3 persen suara. 

Hanya dua bulan setelah dilantik menjadi Wakil Presiden, Jusuf Kalla dengan mudah menduduki kursi Ketua Umum Partai Golkar.

ADP 2025 yang diterima JK diberikan Dewan Pers atas kontribusi JK pada bidang perdamaian dan kemanusiaan. Piagam ADP diserahkan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

Berita Terkait

Berita Lainnya