Jakarta, MNID. Salah satu hal penting di dalam pidato Presiden Prabowo Subianto di hadapan Majelis Umum PBB adalah spirit mempertahankan multilateralisme sekaligus mengembalikan peran PBB sebagai penjaga perdamaian dan pendorong kesejahteraan masyarakat dunia.
Ketua Dewan Direktur GREAT Institute Syahganda Nainggolan menilai, pidato Prabowo yang mendapatkan sambutan hangat dari pemimpin dunia merupakan momentum bagi Indonesia untuk melangkah lebih jauh mengawal berbagai agenda internasional. Dalam rangka itu, Indonesia dinilai perlu mengusulkan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Sekretaris Jenderal PBB menggantikan Antonio Gutteres yang akan berakhir masa jabatannya tahun depan.
“Pidato Presiden Prabowo mendorong PBB agar eksis dalam membangun persaudaraan global, mengentaskan kemiskinan dan pembebasan Palestina dari penjajahan Israel, khususnya dengan memberikan penambahan kontribusi pembiayaan dan kontribusi lainnya,” ujar Syahganda Nainggolan, Rabu, 24 September 2025.
Syahganda juga mengatakan, tanda-tanda revitalisasi spirit multilateralisme tampak jelas pada forum PBB kemarin, di mana berbagai negara besar menunjukkan solidaritas global pada penderitaan rakyat Palestina.
Setidaknya empat negara besar yang telah menunjukkan perubahan sikap dan kini mengakui kemerdekaan Palestina adalah Inggris, Australia, Kanada, dan Prancis.
“Pengakuan itu sesuai dengan spirit global kemanusiaan yang anti pada penjajahan. Selain itu, spirit pada isu SDG's (Tujuan Pembangunan Global) dan climate change yang dilontarkan oleh para pemimpin dunia di forum itu, juga merupakan tanda-tanda internationalisme akan bangkit kembali,” sambung Syahganda.
Di sisi lain, dia mencatat, arogansi Presiden AS Donald Trump yang ingin menghipnotis dunia dengan gaya "cow boy" ala Amerika kelihatannya akan dibenci banyak negara.
Sehingga, peran PBB ke depan akan menjadi sentral kembali, meskipun tanpa Amerika.
“Kehadiran Prabowo yang semakin diterima sebagai salah satu pemimpin dunia yang progresif, akan sangat terbantu bila organisasi PBB dipimpin Indonesia, dalam hal ini SBY,” demikian tambah Syahganda.