Ahmad Sahroni Orang Pintar Sedunia

Image 3
Anggota DPR RI Ahmad Sahroni (kiri) dan Salsa Erwina Hutagalung

Oleh: Yusuf Blegur, Aktivis


AHMAD Sahroni sepertinya punya segalanya. Menyandang pendidikan tinggi. Kaya raya dan memiliki jabatan terhormat. Pengusaha dan politisi yang berproses dari bawah itu, bukan saja hanya bergelimang harta, ia juga menapaki karir yang cemerlang.

Dengan pengalaman segudang yang mengantar kesuksesannya dalam pendidikan, pekerjaan dan organisasi. Selayaknya menjadikan Ahmad Sahroni seorang yang memiliki level tertinggi pada jiwa kepemimpinan dan kemanusiaannya.

Sebagai anggota DPR RI yang dipilih dan sekaligus mewakili rakyat. Ahmad Sahroni dituntut menjadikan dirinya identik dengan rakyat, atau sebaliknya rakyat yang identik dengan dirinya.

Sebagaimana hakekat pemimpin dan rakyat yang menyatu. Tak boleh ada disparitas yang menganga. Terlebih sampai membuat diferensiasi yang mencolok antara Ahmad Sahroni khususnya dan anggota legislatif yang lain pada umumnya, ketika bersanding  dengan rakyat.

Bukan malah bangga dengan materi dan gaya hidup hedon dan mengabaikan nilai-nilai.

Rekam jejak Ahmad Sahroni yang epik, sejatinya menjadi investasi menjanjikan yang bisa  membawanya memasuki labirin kepemimpinan nasional kedepannya.

Namun sayang, di tengah perjalanan Ahmad Sahroni mengalami lebih buruk dari sekadar “slip of the tounge” (terpeleset lidah), jika tak mau disebut arogan atau jumawa. Tak terkontrol, air liur narasinya menggarami luka rakyat yang sudah menahun mengidap maha derita dan sengsara.

Perih, bagai diiris-iris, dari kuasa kerongkongannya terlontar “hanya orang tolol sedunia yang ingin membubarkan DPR”. Ahmad Sahroni menghardik bahkan hanya untuk sekedar menghadapi kepolosan dan keluguan aspirasi rakyat.

Ahmad Sahroni juga telah membuat diskriminasi dan intimidasi yang  tajam terhadap kesetaraan dan keadilan antara dirinya dengan pemilik kedaulatan dan pemberi mandat kekuasaan yang sesungguhnya, yang bernama rakyat Indonesia.

Akhirnya, semua mendapat pelajaran berharga, bahwasanya kepintaran, kekayaan dan populeritas tak cukup untuk membawa seseorang pada puncak kearifannya.

Ahmad Sahroni yang hebat itu, tak terbantahkan memiliki kecerdasan intelektual. Namun sayangnya, ia menyiratkan masih miskin kecerdasan emosional, apalagi kecerdasan spiritual. Alih-Alih bersikap tawadhu, ia justru memamerkan keangkuhanan dan kesombongannya.

Ahmad Sahroni terlalu fakir   untuk sekedar  memberi empati dan solideritas sosial  kepada rakyat korban kemiskinan struktural dan kejahatan konstitusional di republik ini.

Equivalen dengan tudingan orang tolol sedunia tatkala merespon kritik pembubaran DPR yang dilontarkannya. Ahmad Sahroni kini menghadapi banjir “kromosom” ketololan yang mengalir dari rahim entitas rakyat.  Rakyat yang diklaim tolol sedunia itu, terus melahirkan janin pencerahan kepada Ahmad Sahroni orang pintar sedunia tersebut.

Rakyat yang dianggap tolol sedunia itu tak pernah berhenti membentuk manusia-manusia dengan kesadaran  krtis dan kesadaran makna dalam perjuangan hidupnya.

Termasuk saat ini yang ramai di jagad maya, perempuan muda pemilik nama Salsa Erwina Hutagalung, seorang diaspora  yang bekerja di Denmark. Salsa  berhasil membuat kebuntuan dialektika Ahmad Sahroni.

Salsa telah menjadi satu dari sekian banyak representasi rakyat yang bisa memaksa Ahmad Sahroni belajar lagi tentang  “thinking and rethinking” soal-soal konstitusi dan demokrasi.  

Tentang kekuasaan, pemimpin dan rakyat, tema yang digeluti dan menjadi menu keseharian Ahmad Syahroni di DPR. Akankah ada diskursus rakyat dengan para legislator semacam Ahmad Sahroni orang pintar sedunia,  yang bisa merumuskan dan membangun kesetaraan dan keadilan yang sebenar-benarnya, serta kepintaran dan kebodohan yang hakiki?.

Ayo Bung Ahmad Sahroni, akui kesalahan dan mintalah maaf pada rakyat. Setidaknya itu akan membuat  multitalent seperti Ahmad Sahroni menjadi orang pintar sedunia, minimal orang pintar setanah air. Amin.