Keseimbangan Politik Baru Akan Tunjukkan Prabowo Tak Butuhkan Gibran Untuk Tugas Negara

Image 3
Megawati Soekarnoputri, Tri Sutrisno, dan Prabowo Subianto dalam peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2025.

Jakarta, MNID. Presiden Prabowo Subianto membutuhkan energi besar untuk mewujudkan sejumlah proyek mercusuar seperti makan bergizi gratis, koperasi merah putih, proyek hilirisasi dan sebagainya.

Akan tetapi, energi besar itu bukan datang dari sosok wakilnya Gibran Rakabuming, melainkan energi dari sejumlah tokoh yang dinilai lebih berkelas untuk urusan level nasional.

Begitu salah satu poin yang disampaikan Ketua Dewan Direktur GREAT Institut, Syahganda Nainggolan saat tampil berbicara pada akun channel Youtube Forum Keadilan dilihat redaksi, Selasa, 10 Juni 2025.

“Presiden karena masih panjang 4,5 tahun berkuasa, dia harus mendapat energi kuat sehingga kekuatan politik di luar dia, dukungan para purnawirawan TNI, dukungan bu Mega (Megawati Soekarnoputri) dan lainnya harus dirangkul jadi energi baru. Itu yang diartikan pada peristiwa 1 juni 2025,” katanya.

Peristiwa 1 Juni 2025 yang dimaksudkan Syahganda adalah keakraban Presiden Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri yang sangat terlihat usai upacara Hari Lahir Pancasila. Tidak hanya Prabowo dan Megawati, di sana juga terlihat Tri Sutrisno sosok yang menjadi mantan wakil presiden sekaligus pembina purnawirawan TNI yang menyerukan pemakzulan Gibran Rakabuming dari posisi wakil presiden.

“Presiden menunjukkan gestur bahwa dia lebih dekat dengan Bu Mega dan Pak Tri Sutrisno. Ibu Mega orang tau bahwa dia merasa dikhianati keluarga Jokowi yang dibesarkannya di PDI Perjuangan. Kalau yang Purnawirawan TNI secara eksplisit minta Pak Gibran dilengserkan dan surat mereka sudah masuk DPR dan MPR,” ungkapnya.

Lebih jauh menganalisis pertemuan tersebut, Syahganda juga mengatakan kedepan akan semakin jelas pembagian kekuasaan politik. Dalam hal inilah menurutnya semua energi yang ditunjukkan lewat gestur kedekatan dengan Megawati dan Tri Sutrisno tersebut akan lebih dibutuhkan dibanding kapasitas sang wakil presiden.

“Dukungan purnawirawan, dukungan Bu Mega itu sangat dahsyat untuk hal itu. Jadi tren itu akan terus mengarah pada keseimbangan dimana Gibran itu secara de fakto menjadi tidak penting lagi dalam urusan kenegaraan kedepan. Itu yang mungkin akan menjadi keseimbangan baru dimana Bu Mega dan pensiunan militer dapat bersatu dengan Prabowo,” pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Lainnya