Peluncuran ‘Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia’

Dubes Oratmangun: People-to-people Connection Jantung dari Hubungan Antarbangsa

Jakarta, MNID. People-to-people connection adalah jantung dari hubungan antarbangsa. Ketika cerita di layar kaca menyentuh hati, batas geografis dan perbedaan budaya mencair.

Demikian antara lain dikatakan Duta Besar RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, dalam soft launching  film “Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia” di Wisma Duta Besar RI di Beijing.

“Film seperti ini menjadi jembatan yang mempertemukan kita, bukan hanya sebagai bangsa, tapi sebagai manusia,” ujarnya dalam keterangan kepada redaksi MNID.

Soft launching yang diselenggarakan KBRI Beijing dan rumah produksi Imperial Pictures menjadi bagian dari upaya memperkuat diplomasi budaya Indonesia melalui medium perfilman yang menjangkau lintas lintas bangsa.

Acara soft launching dihadiri oleh lebih dari 150 Warga Negara Indonesia di Beijing, termasuk pelajar, komunitas pengajian, hingga pegiat budaya. Turut hadir pula perwakilan media dan pelaku industri perfilman Tiongkok. Dari Indonesia, hadir aktris pemeran Assalamualaikum Beijing 2 Yasmin Napper, sutradara Guntur Soeharjanto, dan musisi muda Hanin Dhiya yang turut mengisi acara.

Dubes Oratmangun menambahkan, lebih dari sekadar peluncuran film, acara ini juga menjadi ajang diskusi strategis mengenai potensi kerja sama perfilman antara Indonesia dan Tiongkok.

Dalam dialog yang dipandu oleh Dubes Djauhari bersama para pelaku industri, disoroti bahwa industri film memiliki dampak ekonomi dan sosial yang besar, termasuk sebagai alat diplomasi, promosi budaya, dan penggerak sektor pariwisata.

Dubes Djauhari menekankan pentingnya model kolaborasi lintas negara seperti yang ditunjukkan dalam film ini, yang mengambil lokasi syuting di Ningxia dan Indonesia, sebagai strategi untuk menjangkau pemirsa kedua negara serta mendorong pertukaran nilai budaya.

“Dengan populasi gabungan hampir 1,7 miliar jiwa, Indonesia dan Tiongkok menyimpan potensi pasar film yang sangat besar. Produksi bersama lintas negara dapat menjadi sarana strategis untuk membangun kedekatan emosional sekaligus memperkenalkan destinasi unggulan, produk kreatif, dan wajah Indonesia yang ramah,” masih katanya.

Diskusi juga mencakup peluang kerja sama teknis di bidang pelatihan perfilman, distribusi film, serta kemungkinan menjadikan Indonesia sebagai lokasi syuting produksi Tiongkok ke depan. KBRI Beijing berkomitmen untuk memfasilitasi inisiatif-inisiatif kreatif yang memperkuat ekosistem perfilman dan ekonomi kreatif Indonesia di pasar internasional.

Film “Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia” mengisahkan perjalanan Aisha (Yasmin Napper), seorang jurnalis muda Indonesia yang menemukan makna baru tentang cinta, identitas, dan spiritualitas saat menyusuri wilayah Ningxia. Film ini dijadwalkan akan tayang di bioskop Indonesia mulai 19 Juni 2025, dan diharapkan dapat menjangkau pasar Tiongkok dalam waktu dekat.

Peluncuran ini ditutup dengan penampilan Hanin Dhiya yang menampilkan lagu-lagu original soundtrack dari film Assalamualaikum Beijing2: Lost in Ningxia dan ramah tamah. KBRI Beijing terus berkomitmen untuk memfasilitasi inisiatif-inisiatif kreatif yang memperkuat ekosistem pefilman dan ekonomi kreatif Indonesia di pasar internasional.

Mengutip kata Dubes Djauhari, kadang film adalah cara terbaik bangsa-bangsa saling mengenali, bukan lewat peta atau angka, melainkan lewat wajah-wajah, bisikan hati, dan cahaya yang bergerak di layar. Di sanalah, hubungan itu tumbuh, dalam cerita yang kita bagi bersama.