Daftar Akpol 5 Kali, Sersan Firli Bahuri Berhasil Raih Bintang 3, Pernah Satu Kos Dengan Karyoto

Image 3
Komjen Firi Bahuri

MASUK Polri pangkat Sersan Dua alias bengkok kuning satu di lengan. Pensiun pangkat Komisaris Jenderal alias bintang emas 3 biji di pundak. Sepengetahuan penulis hanya Firli Bahuri yang mampu menembus batas tersebut.

Pertama mendaftar Akademi Angkatan Bersenjata Republik Infonesia (AKABRI) tahun 1982. Seleksi demi seleksi lulus diikuti dari Sumatera Selatan.

Dikirim ke Tidar Magelang, pusat AKABRI, sebagai utusan Sumatera Selatan. Anak yatim dari kampung yang sampai tamat SMP tak pernah pakai sepatu dan penjual kue keliling tembus AKABRI sampai Magelang? Hebohlah orang sekampung. Syukuran dilakukan, doa ibu mengiringi keberangkatan ke Magelang.

Sampai di Magelang mengikuti serangkaian tes. Hasilnya dinyatakan gagal. Sedih tak terkira. Padahal rangking 2 di antara utusan Sumsel.

Setahun berikutnya Firli Bahuri mendaftar lagi sebagai calon taruna, AKABRI dari Kodam II/ SWJ dan sekian item test dilalui hingga Firli Bahuri berangkat ke Magelang untuk mengikuti Seleksi AKABRI.

Namun keberuntungan belum didapat, Firli gagal. Ditawari masuk Bintara Polisi. Bersedia. Masuk pendidikan Sekolah Polisi Negara Dodiklat 006 Betung Polda Sumbagsel. Jadilah Sersan Dua Polisi dan bertugas di Polres Cibabat, Polwil Priangan, Polda Jabar sebagai bintara Polri.

Namun gelora dan tekad masuk AKPOL tak pernah padam, malah makin menggelora, ciri khas anak-anak yang ditempa dengan kerasnya kehidupan dan keberanian punya mimpi besar dibarengi keberanian hidup prihatin. Plus, ini yang paling berharga, restu, dukungan, dan doa ibunda tercinta.

Saat seleksi tahun 1983 lulus kembali untuk dikirim ke AKABRI Magelang sebagai peringkat 2 dari Sumsel. Peringkat 1 disandang Tito Karnavian yang kelak menyandang bintang 4 Polri sebagai Kepala Kepolisian Negara RI alias Kapolri, Menteri Dalam Negeri saat ini. Sementara Sersan Dua Polisi Firli Bahuri kembali ditempa jiwanya dengan keputusan AKABRI Magelang yang menyatakan Firli Bahuri dikembalikan karena tidak lulus.

Pembaca pastilah bisa menebak betapa besar rasanya beban seorang Firli sepanjang perjalanan dari Magelang, Jawa Tengah, ke Sumatera Selatan membayangkan sambil menyusun kata yang tepat untuk memberitahu ibunda tercinta tentang hasil tes di AKABRI Magelang ini.

Tak ada telpon waktu itu. Hanya bisa menyampaikan langsung setelah sampai di kampung. Ibunda tercinta menguatkan hati Firli walau tak bisa menahan air mata. Entah apa yang ada dibayangan sang Ibu tercinta saat menerima kabar ketidak-lulusan anak bungsunya untuk kedua kali di AKABRI Magelang.

Firli melapor untuk kembali bertugas ssbagai Sersan Dua Polisi. Kapolda kaget dan menanyakan kenapa Firli kenapa tidak lolos padahal rangking 2 di antara utusan Sumsel, menanyakan pada tes apa ada kesalahan. Tentu saja Firli muda tak bisa menjelaskan sebagaimana anak Kapolda yang juga tidak bisa menjelaskan alasan ketidak-lulusannya juga.

Firli kembali bertugas seperti biasa sebagai anggota Polri. Bahkan dengan semangat makin membara. Tahun pun berganti ke 1985. Proses seleksi AKABRI kembali dibuka dan dimulai.

Sekali lagi Firli, untuk ketiga kalinya, diiringi doa ibunda tercinta, diberangkatkan ke AKABRI Magelang mewakili Kodam III Siliwangi. Dan sekali lagi dinyatakan gagal untuk ketiga kalinya.

Firli muda bisa merasakan betapa berat beban Ibunda tercinta menerima pemberitahuan ketidak-lulusan Firli di AKABRI Magelang ini. Namun ketabahan Ibunda tercinta ternyata jauh lebih besar lagi dibanding yang dibayangkan Firli. Mungkin itu wujud kekuatan bathin hasil tempaan hidup sebagai orang tua tunggal bagi 6 (enam) anaknya semenjak ditinggal meninggal suami saat Firli masih umur 5 tahun.

Pada saat di ksatrian Calon Taruna  AKABRI Magelang tahun 1985 ada cerita menarik. Saat istirahat ketemu sesama peserta tes calon Taruna. Berdiskusilah kedua peserta tes Calon Taruna AKABRI tersebut tentang materi tes yang kira-kira akan keluar. Tentu saja Firli Bahuri yang banyak menjawab daripada bertanya karena sudah yang ke 3 kali Firli Bahuri muda tes sampai Magelang. Tak satupun pertanyaan teman diskusinya saat jam istirahat itu yang tak dijawab Firli.

Pada saat pengumuman, teman diskusinya tersebut dinyatakan lulus. Namanya Dudung Abdurrahman yang kelak menyandang bintang 4 di pundaknya sebagai Jenderal penuh dengan jabatan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD).

Walau sudah 3 kali gagal di Magelang, Firli Bahuri muda tak putus asa, apalagi mendapat dorongan dari atasan dan rekan sesama Polisi. Begitu juga dari ibunda tercinta dan kakak-kakak. Tahun 1986 kembali Firli muda sampai di Magelang sebagai utusan jawa barat. Dan untuk ke empat kalinya dinyatakan gagal untuk dapat meneruskan pendidikan di AKABRI jurusan kepolisian (AKPOL).

Kesempatan terakhir Firli Bahuri boleh mengikuti ujian masuk AKABRI tahun 1987 tidak disia-siakan Firli Bahuri muda. Semangat pantang menyerah yang sudah tertanam dan tertempa oleh penderitaan dan keprihatinan hidup semenjak kematian ayahanda tercinta 19 tahun lalu begitu terhujam dalam di lubuk hati.

Bersimpuh di hadapan Ibunda memohon doa restu. Bersujud keharibaan Allah SWT agar dimudahkan menjalani proses seleksi. Sersan Satu Polisi Firli Bahuri memulai kembali tahapan demi tahapan seleksi Calon Taruna AKABRI di Panitia Daerah Kodam III Siliwangi. Setahap demi setahap dijalani dengan penuh tekad. Pada pengumuman akhir tingkat Kodam Firli Bahuri dinyatakan lolos sebagai utusan Kodam III Siliwangi ke AKABRI Magelang.

Setahap demi setahap seluruh proses tes di kampus AKABRI Magelang dijalani Firli Bahuri sambil memohon kepada Allah SWT agar dimudahkan menjalani tes kesempatan terakhir ini. Terbayang Ibunda setiap selesai sholat wajib dan sholat sunnah, terutama sholat tahajud, berdo'a memohon kepada Allah SWT untuk kelulusan anak tercinta. Sampai jugalah pada tes tahap terakhir itu, tes pantohir.

Saat pengumuman, Firli muda sudah menyerahkan sepenuhnya semua keputusan kepada Allah SWT. Segala ikhtiar sebagai manusia sudah dijalani selama 5 kali ikut tes sampai pada tes kesempatan terakhir ini. Tibalah saatnya panitia penerimaan mengumumkan siapa Calon Taruna yang lolos ikut pendidikan dan siapa yang dipulangkan ke daerah pengirim asal.

Firli Bahuri. Lulus. Alhamdulillah wasyukurillah. Terima kasih ya Allah. Terima kasih Ibunda tercinta. Terima kasih komandan. Terima kasih teman sejawat. Air mata bahagia tidak terbendung lagi. Ingin rasanya berlari sekuat tenaga agar bisa secepatnya bersimpuh di kaki ibunda tercinta mengabarkan kabar bahagia yang sudah ditunggu selama 5 tahun ini.

Akhirnya, tahap demi tahap pendidikan di AKABRI Magelang dan Akpol Semarang diikuti. Tahun 1990 Presiden Soeharto melantik Letnan Dua Polisi Firli Bahuri sebagai Perwira Pertama Polri.

Pada tahun itu juga Letnan Dua Polisi Firli Bahuri ditempatkan di Polda Metro Jaya, betapa bangganya, Polda Metro Jaya gitu loh. Penuh senyum Letda (Polisi) bersama 4 teman seangkatan lainnya menghadap Polda Metro Jaya untuk penempatan pertama.

Memulai tugas di Jakarta dengan menyewa kos dengan salah seorang teman seangkatan di AKPOL yang juga ditempatkan di Polda Metro Jaya. Susah senang hidup sebagai perwira muda polisi dijalani bersama di kos tersebut.

Setelah sekian puluh tahun, sebagai perwira Polisi, Firli Bahuri berhasil menggapai karier dengan pangkat tertinggi yaitu Komisaris Jenderal Polisi alias bintang 3. Kalau bintang 4 itu mah pangkat politis untuk jabatan politis yaitu Kapolri.

Tentu pembaca bertanya-tanya siapa dan bagaimana karier teman satu  kos Letda Pol Firli Bahuri?

Teman satu kos Letda (Pol) Firli Bahuri tersebut dikemudian hari juga mendapat karier cemerlang, berhasil dipercaya menjabat Kapolda Metro Jaya, yaitu Kapolda yang saat ini menjabat yaitu Inspektur Jenderal (Polisi) Karyoto.

Sebagaimana dituturkan langsung Firli Bahuri kepada penulis pada suatu waktu pada hari Selasa, 28 November 2023, di kediaman beliau, Bekasi. Penulis adalah partner pada Kantor Hukum E.S.H.A and Partners dan Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat RI Periode 2017-2022.

Berita Terkait

Berita Lainnya