Meriahnya HUT Ke-75 Hariman Siregar

Oleh: Teguh Santosa, Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI)

PERINGATAN ulang tahun ke-75 tokoh pergerakan, aktivis senior lintas zaman, Hariman Siregar, Kamis malam, 1 Mei 2025, berlangsung meriah.

Diinisiasi Bupati Lahat Bursah Zarnubi dan Ketua Dewan Direktur GREAT Institute Syahganda Nainggolan, perayaan yang digelar di restoran Madame Delima, Menteng, ini dibungkus dengan tema “Merajut Persaudaraan” dan dihadiri begitu banyak aktivis lintas wehrkreise.

Presiden Prabowo yang dihubungi melalui video call oleh Wakil Ketua DPR Prof. Sufmi Dasco Ahmad juga mengucapkan selamat ulang tahun kepada Hariman. Mereka berdua berteman sejak lama.

“Bang Hariman adalah payung semua aktivis,” ujar Syahganda membuka kegiatan.

“Semua yang hadir di sini punya kisah dengan Bang Hariman Siregar,” sambung Syahganda.

Prof. Dasco yang duduk di samping Hariman juga bicara.

“Mari kita doakan semoga Bang Hariman sehat dan panjang umur, dan dapat terus membimbing kita,” ujar Dasco yang tak mau berpanjang-panjang memberikan sambutan karena panggung tadi malam, katanya, adalah punya Hariman.

Setelah menyanyikan lagu selamat ulang tahun, Hariman memadamkan nyala api lilin dengan menepukkan kedua tangannya. Potongan kue ulang tahun diberikannya kepada tiga tokoh: Bursah Zarnubi, Prof. Dasco, dan Utusan Khusus Presiden Raffi Ahmad.

Prabowo Peduli

Sebelum mematikan nyala api lilin dan memotong kue, Hariman didaulat memberikan sambutan.

“Usia saya habis di 64 tahun,” kata Hariman sambil mengutip lagu “When I’m 64” yang dirilis band asal Liverpool, Inggris, Beatles, tahun 1967.

“Di atas 64 tahun itu hidup dari bulan ke bulan. Setelah ini (75 tahun) kita seminggu-seminggu aja,” ujar Hariman disambut tawa aktivis yang hadir.

Maksudnya, sambung Hariman, kita benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi. Apalagi hari-hari ini, di saat seluruh dunia sedang mengalami format ulang atau reformasi. Uncertainty, sebutnya, menjadi karakter utama dunia saat ini dan melanda berbagai bidang, politik dan ekonomi. 

Menurut Hariman, situasi ini hanya bisa diatasi oleh generasi muda.

"Yang usianya sudah lebih dari 60 tahun, sudahlah, jangan banyak apa kali," katanya.

Dia juga mengatakan, dirinya senang sekali bisa berbicara langsung dengan Prabowo setelah Prabowo menjadi presiden. Walaupun lewat video call. Pembicaraan singkat dengan Prabowo via video call di hari ulang tahunnya itu adalah yang kali kedua. Kedua-duanya difasilitasi Prof. Dasco.

“Tidak benar kalau Pak Prabowo tidak memperhatikan yang lain. Ada yang bilang: ‘dia hanya care (peduli) pada Jokowi.’ Enggak, dia care sama semua orang, gitu lho. Pada kita dia juga care,” katanya lagi. Aktivis yang hadir bertepuk tangan.

Hariman membandingkan Prabowo Subianto dengan mantan Presiden Iran (2005-2013), Mahmoud Ahmadinejad, yang menurutnya dicintai rakyat karena rasa pedulinya yang tinggi pada rakyat kecil.

“Saya kira presiden kita (Prabowo) seperti itu,” kata Hariman.

Reunifikasi Korea

Sebagai kado, saya serahkan kitab “Reunifikasi Korea: Game Theory” untuk Bang Hariman.

“Buku apa ini?” tanyanya.

Saya jelaskan, buku ini diangkat dari disertasi saya di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran. Butuh tujuh tahun untuk menyelesaikan studi doktoral itu.

“Jadi tak benar kalau ada yang mengatakan Unpad itu universitas pasti doktor,” kata saya tertawa.

Bang Hariman juga tertawa.

“Hebat juga kau,” katanya.

“Nanti aku usul ke Presiden Prabowo agar kau ditugaskan ke Korea Utara,” sambungnya sambil tertawa lagi.