Jakarta, MNID. Mantan Presiden BJ Habibie diusulkan menjadi Pahlawan Nasional. Habibie yang lahir di Gorontalo, 25 Juni 1936 dan meninggal dunia di Jakarta, 11 September 2009, dinilai memiliki kontribusi luar biasa dalam pembangunan bangsa, khususnya di bidang teknologi, sumber daya manusia, dan demokrasi.
Usul penganugerahan gelar Pahlawan Nasional untuk Habibie disampaikan Manifest Juang Indonesia atau Maju Indonesia dalam keterangan yang diterima redaksi MNID.
“BJ Habibie adalah Bapak Teknologi Indonesia yang meletakkan fondasi penting bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi nasional. Beliau memperjuangkan pengembangan sumber daya manusia berkualitas agar bangsa Indonesia mampu mandiri dan bersaing secara global,” ujar Ketua Umum Maju Indonesia, Ridwan Mukhtar.
“Habibie menekankan pentingnya penguasaan teknologi oleh anak bangsa sebagai kunci kemajuan Indonesia, bukan hanya mengandalkan teknologi asing. Beliau mendorong semangat percaya diri dan inovasi di bidang Iptek, memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk berkarya demi bangsa,” tambah Ridwan.
Maju Indonesia juga memaparkan kontribusi Habibie di bidang politik dan demokrasi.
“Di masa kepemimpinannya, Habibie memprakarsai pemilu yang jurdil dan demokratis serta pembentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai lembaga penyelenggara pemilu yang independen, untuk memperkuat fondasi demokrasi di Indonesia,” sambungnya.
Sementara itu, melalui kebijakan restrukturisasi dan privatisasi BUMN, Habibie meningkatkan daya saing perusahaan nasional dan mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri.
Selain dirinya, Ridwan Mukhtar mengatakan, sejumlah nama lain di Maju Indonesia juga terlibat dalam melakukaan penelaahan terhadap kontribusi Habibie. Di, antaranya Mohammad Radius Anwar, Heru Santoso Leriadi, Achmad Ismail, dan Andre Stevanus.