Mencermati Kenaikan Keuntungan Pertamina: Ternyata Bukan Dari Bisnis BBM

OLEH: SALAMUDDIN DAENG

Image 3
Ilustrasi

PERTAMINA Tahun 2022 melaporkan dalam laporan keuangan resmi bahwa laba perusahaan migas terbesar di tanah air ini naik hampir 75% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun belum banyak yang tau dari mana sumber keuntungan itu berasal. Ternyata bukan dari bisnis BBM dalam tahun 2022 tersebut. Tapi dari sumbangan pendapatan lain lain.

Laba Pertamina naik dari 2,35 miliar US dolar pada tahun 2021 menjadi 4,05 miliar US dolar pada tahun 2022. Perolehan laba ini naik fantastis yakni 72,3%. Ini sungguh mengagetkan banyak orang. Kecuali kebakaran, ledakan, dan kecelakaan lain yang melanda Pertamina, tidak ada peristiwa luar biasa di sektor migas dalam tahun 2022.

Bisnis BBM Pertamina biasa biasa saja. Tidak ada lompatan atau sumbangan yang berarti terhadap keuntungan Pertamina. Pendapatan dari bisnis BBM memang meningkat dari 39.3 miliar dolar tahun 2021 menjadi 51,9 miliar dolar pada tahun 2022. Jadi pendapatan dari bisnis BBM meningkat 12,6 miliar US dolar. Pendapatan Pertamina meningkat 32,6 %.

Namun walaupun terjadi peningkatan pendapatan dalam bisnis BBM tersebut, namun peningkatan biaya pokok dan biaya langsung lainnya jauh lebih besar yakni naik dari 49,5 miliar US dolar  pada tahun 2021 menjadi 71,4 miliar US dolar pada tahun 2022. Atau meningkat sebesar 21,9 miliar US dolar. Beban pokok dan biaya produksi langung meningkat 44,24%.

Peningkatan dalam pendapatan berbisnis BBM bahkan tidak sanggup menutupi biaya biaya yang ada. Itu adalah hal yang biasa, karena sebagian besar pendapatan Pertamina ditentukan oleh peraturan atau regulasi. Selama ini belum tampak juga terobosan menekan biaya. Kerena itu hal yang sulit.

Jadi dari mana Pertamina mendapatkan untung? Yakni dari pendapatan usaha dari aktivitas operasi lainnya yang tidak dapat dijelaskan. Untungnya tidak main main yakni  mencapai 17,3 miliar US dolar pada tahun 2022, atau meningkat dari 4,7 miliar US dolar pada tahun 2021. Peningkatan dari pendapatan lain lain atau dapat kita sebut sebagai rejeki nomplok Pertamina tersebut mencapai 268%. Sangat fantastis. Peningkatan yang sangat besar di tengah sulitnya perusahaan sejenis mencari laba

Rejeki nomplok Pertamina ini akan menjadi kemudahan bagi pembayaran utang jangka pendek sebesar USD7,6 miliar, termasuk USD3,7 miliar pinjaman jangka pendek yang harus dibayar Pertamina dalam tahun ini dari total utang perusahaan sekitar 50 miliar US dolar. Ya mudah mudaham kita semua selamat dari kejaran rentenir ditahun gunjang ganjing 2023 ini.

Berita Terkait

Berita Lainnya