Karya Pelaku Kekerasan atau Perundungan Seksual Tidak Akan Dinilai Dewan Juri FFWI

Image 3

Dewan Juri Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) XII tahun 2022 dengan tegas menolak menilai karya yang dihasilkan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kekerasan dan atau perundungan seksual.

Hal ini ditegaskan Ketua Panitia FFWI XII, Wina Armada Sukardi, di sela-sela melakukan penjurian di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (7/10).

Saat ini Dewan Juri Awal FFWI XII tengah menilai 54 film pilihan yang terdiri dari 30 drama, 13 horor, dan 11 komedi yang tayang di bioskop maupun OTT dari 1 Oktober 2021sampai 30 September 2022).

Salah satu pertanyaan yang muncul di tengah penjurian adalah, apakah film atau unsur yang dikerjakan pelaku film yang sedang bermasalah terkait kekerasan atau perundungan seksual, layak untuk diikutsertakan dalam penilaian FFWI, atau langsung digugurkan?

Wina dengan tegas menyatakan, Panitia FFWI menolak keras semua perilaku kekerasan dan atau perundungan seksual dalam bentuk apapun. Oleh karena itu Panitia FFWI menampik menilai film karya para pelaku atau terduga pelaku kekerasan dan atau perundungan seksual.

“Kami tegas menolak kekerasan, pelecehan seksual dan yang semacam itu dalam industri perfilman Indonesia. Ini sikap dasar FFWI,” ujar Wina mantan Sekjen PWI dan mantan anggota Dewan Pers ini.

Kendati demikian, pakar hukum dan etika pers ini menjelaskan, sebaliknya pihak yang tidak ikut serta dalam tindakan semacam itu harus diperlakukan dengan adil. Sebuah film, tambah Wina Armada, merupakan hasil kerja kolektif. “Jangan hanya karena perilaku seseorang, yang lain yang tidak bersalah ikut mendapat sanksi juga,” tambah advokat ini.

Dengan sikap ini, FFWI hanya bakal tidak memberikan penilaian terhadap para pelaku atau terduga pelaku yang terkait langsung dengan kekerasan fisik, verbal dan atau perundungan seksual. “Kendati kami tegas terhadap terhadap kekerasan fisik, verbal dan perundungan seksual, tapi kami juga harus bersikap fair kepada yang tidak terlibat atau sebelumnya tidak mengetahui hal itu,” tandas Wina Armada.

Sementara itu salah satu Staf Panitia FFWI, Tertiani ZB Simanjuntak, mengemukan, dengan keputusan itu, FFWI ingin menyampaikan pesan kepada industri perfilman, di masa depan, industri perfilman jangan memakai kembali orang-orang yang melakukan kekerasan dan perundungan seksual. “Ini pelajaran berharga buat kita semua. Mereka tidak membangun industri film tapi malah merusaknya,” kata Tertiani lagi.

FFWI akan mengumumkan unggulan tiga genre film dan masing-masing unsurnya pada 20 Oktober 2022. Acara ini akan ditayangkan via berbagai Youtube, seperti wartakotanews.com. dan budayasaya Kemendikbud dan sebagainya.

Berita Terkait

Berita Lainnya