Putut: Jadi Bangsa Cerdas, Cara Indonesia Selamat dari Perubahan

Image 3
Tenaga Profesional Lemhannas RI Bidang Ideologi, AM Putut Prabantoro (tengah) dalam Kongres XII Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) di Mauku/Ist

Perubahan global baik secara fisik maupun maya memberikan pengaruh pada kehidupan sosial dan budaya Indonesia. Menjadi bangsa yang cerdas sebagaimana yang dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan syarat dan cara menyelamatkan Indonesia dari berbagai ancaman di masa depan.

Demikian antara lain disampaikan Taprof Lemhannas RI bidang Ideologi, AM Putut Prabantoro, ketika berbicara di hadapan sekitar 700 peserta Kongres XII Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), di Christian Center, Ambon, Maluku, Minggu (14/5).

Selain Putut Prabantoro yang mewakili Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto,  juga hadir Deputi I Kepala Staf Kepresidenan Febri Calvin Tetelepta dan Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia Firman Jaya Daeli. Diskusi dipandu Harsen Roy Tampomuri yang menjabat sebagai Ketua DPP GAMKI  Bid. Demokrasi dan Kepemiluan.

Melanjutkan penjelasannya, Putut mengatakan, perubahan iklim secara ekstrim yang melanda jazirah Arab dan Afrika akan mengubah kehidupan sosial dan budaya tidak hanya wilayah Arab dan Afrika tetapi juga dunia termasuk Indonesia. Masyarakat Arab yang kini mengenal salju dan hujan terpaksa harus menyesuaikan cara hidupnya. Penyesuaian cara hidup merupakan upaya mempertahankan hidup  dan ini akan mendorong perubahan secara sosial budaya pada masyarakat kawasan itu.

“Ini masalah alam, tidak mungkin dilawan, dan berdampak pada perubahan nilai-nilai kehidupan sosial dan budaya secara jelas. Sementara di Indonesia, sebagai contoh senderhana, perubahan iklim akan memengaruhi antara lain musin tanam dan panen“ jelas Putut Prabantoro.

Geopolitik dunia juga sedang berubah karena perang antara Ukraina dan Rusia. Finlandia, tetangga dekat Rusia sebelah utara, dijelaskan lebih lanjut oleh Putut Prabantoro, saat ini sudah bergabung dengan NATO, dan NATO berencana membangun markasnya di Jepang.

Diprediksi jika meluas, perang Ukraina dan Rusia akan memicu konflik terbuka antara Taiwan dan China. Sangat bisa jadi, wilayah Laut China Selatan akan menjadi wilayah konflik terbaru dan nyata bagi negara-negara yang berkepentingan.

“Negara mana saja yang akan terlibat dalam konflik Laut China Selatan? Akankah Filipina juga akan tetap terlibat dalam konflik Laut China Selatan ? Kalau tidak alasannya apa? Apakah dalam konflik besar tersebut akan digunakan nuklir ataupun senjata biologi untuk memenangkan perang? Bagaimana dengan Covid-19 yang disebut-sebut sebagai senjata biologis?” tanya Putut Prabantoro.

Manusia Indonesia

Putut Prabantoro yang juga Penasihat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) mengurai lebih lanjut  bahwa tahun 2023 dan 2024 menjadi sangat penting dan pemilu menjadi pilihan strategis bangsa Indonesia untuk masa depannya. Tema besar untuk tahun politik ini baginya adalah menjadi bangsa yang cerdas dan memilih presiden dengan kecerdasan. Karena menjadi bangsa yang cerdas adalah satu-satunya cara bagi Indonesia untuk memenangkan perubahan dan berbagai ancaman yang sudah di depan mata.

Dampak dari dunia digital jelas terlihat, memengaruhi kehidupan kaum muda dan memprihatinkan. Indonesia dikhawatirkan menjadi bangsa yang tidak cerdas. Ratusan pelajar dari Ponorogo, Jawa Timur hamil di luar nikah merupakan fenomena gunung es. Atau juga, kasus AG, gadis di bawah umur yang mampu membuat gegerkan  Indonesia, trending rental pacar yang dilakukan oleh sekelompok anak muda, bencana flexing, pornografi yang meningkat karena mengejar viewer, naiknya AIDS di Aceh, adalah perubahan-perubahan nilai yang sedang terjadi di Indonesia

“Indonesia menduduki peringkat kelimat sebagai produsen hoax, ada 800.000 situs hoax di Indonesia, hoax paling banyak beredar di Indonesia adalah bidang sosial politik, Indonesia berada pada tingkat 29 dari 32 negara terkait dengan tingkat kesopanan dalam berinternet. Semua perubahan dan persoalan ini hanya membutuhkan bangsa yang cerdas,“ sambung Putut Prabantoro yang juga pendiri dan penasihat Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia.

Dia menambahkan, penduduk Indonesia per Januari 2023 berjumlah 276,4 juta yang terbagi 49,7 persen perempuan dan 50,5 persen laki-laki. Pengguna internet sebanyak 212,9 juta atau 77 persen dari populasi termasuk di dalamnya 167,0 juta pengguna medsos. Selain itu jumlah koneksi internet sebanyak 353,8 juta atau 128 persen dari jumlah penduduk pada awal 2023.
 
Dalam tahun politik, adu domba melalui berita-berita hoax tersebut selalu menjadi warna pemilu. Praktik "adu domba" berulang terus pada setiap pemilu. Bangsa Indonesia tidak pernah belajar, salah satu karakter yang menyebabkan 350 tahun dijajah karena karakter lemah, mudah diadu domba. Menjadi bangsa yang cerdas satu-satunya cara untuk menghindarkan Indonesia dari kehancuran persatuan bangsanya.

“Semoga tingkat penyebar hoax atau kebohongan pada pemilu tahun politik 2023-2024 turun. Pada tahun 2021, tingkat penyebar kebohongan saja mencapai 11,9 persen dari jumlah pengguna internet. Kalau tingkat persentase penyebar hoax tidak berubah, tetapi jumlah pengguna user naik, sama saja dalam jumlah naik. Penyebaran hoax memang dengan maksud dan niat untuk mengadu domba," tandasnya.

Putut yang juga anggota Dewan Pakar Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) berharap, dengan melihat kenyataan yang ada ini, GAMKI diharapkan menjadi motor dan agen perubahan. Ancaman global yang berasal dari luar dan dalam negeri hanya bisa dihindarkan jika Indonesia menjadi bangsa yang cerdas.